IDEAOnline-Sejarah taman kering/dry garden merupakan wujud budaya Cina yang dikembangkan oleh masyarakat Jepang.
Secara umum, bentuk taman dapat dibagi atas taman kering dan taman basah.
Komposisi taman kering berupa materi keras (hardscape) seperti batu-batuan, koral, kerikil, dan pasir, unsur air, dan materi lunak (softscape) tanaman lokal.
Bentuk taman cenderung formal kaku, teratur, pembagian ruang jelas, suasana terasa hening dan dingin.
Taman jepang, taman china, taman korea, taman mediteranian, atau taman minimalis merupakan tipikal taman kering dengan ciri khas masing-masing.
Taman kering dapat dioptimalkan sebagai resapan air dengan struktur terdiri dari bawah ke atas berupa batu apung, ijuk, koral, pasir kasar, dan tanah/koral/kerikil dengan ketebalan beragam sesuai dengan kondisi tanah.
Taman kering juga berfungsi sebagai tempat refleksi tubuh mengendurkan urat saraf dan melancarkan peredaran darah.
Mengingat lokasi taman kering dapat ditempatkan di dalam rumah (indoor) maupun di luar rumah (outdoor), maka sesuai lokasinya ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan agar taman tetap tampil segar dan indah.
Baca Juga: Mengenal Sansevieria Si 'Lidah Mertua', Tanaman Anti Polusi Pilihan Tepat untuk Taman Kering
Teduh Vs Panas, dan Lembap Vs Kering
Hal ini berhubungan dengan faktor cahaya dan sirkulasi udara.
Intensitas cahaya yang menerpa suatu area, tentu berbeda antara lokasi satu dengan lainnya.
Mengetahui berapa intensitas yang ada akan membantu kita untuk menentukan dan memilih jenis tanaman yang sesuai.
Setiap tanaman memerlukan cahaya.
Namun intensitas cahaya yang diperlukan tentu berlainan.
Ada tanaman yang tumbuh subur jika terpapar matahari langsung (panas).
Namun, sebaliknya ada pula tanaman yang justru tumbuh subur dalam keadaan teduh (ternaungi).
Terlepas dari teduh dan panas, kondisi lokasi yang gelap dan lembab adalah satu hal yang harus dihindari.
Tentu saja hal ini terkait dengan kondisi tanaman yang akan cepat busuk jika berada dalam kondisi ini.
Begitupun dengan unsur bebatuan yang sering mendominasi taman kering, akan menjadi cepat berlumut.
Baca Juga: Taman Kering Unik Ringankan Fasad Rumah yang Posisinya ‘Tusuk Sate’
Konstruksi
Mengaplikasikan batu sebagai penutup tanah dan menghamparkannya di taman adalah hal yang biasa di taman kering.
Tentang hal ini yang harus diperhatikan adalah konstruksi tanahnya.
Batu, koral atau pasir pantang dihamparkan begitu saja, karena dengan adanya tekanan (injakan) maka batu-batu itu dapat melesak ke dalam tanah.
Untuk itu harus dibuat perkerasan dengan semen terlebih dahulu dengan tetap memerhatikan draenasi dan aerasi tanah.
Baca Juga: Taman Kering dengan Pendaran Lampu di Batu Koral, Sederhana Memikat!
Jenis Tanaman & Cara Menanam
Jeis tanaman disesuaikan dengan kondisi lokasi yang ada.
Sebaiknya, sesuai dengan sifat taman keing yang praktis, minim perawatan dan fleksibel dalam pemeliharaan, sebaiknya tanaman ditaruh dalam pot.
Selain agar setiap taman dapat tumbuh sesuai dengan media aslinya, juga agar mudah diganti (bila perlu atau bila bosan).
Kecuali itu, menenam di pot juga „menahan“ pertumbuhan tanaman terutama akar dan batang agar tak cepat besar.
Baca Juga: Bertahan Mekar 2 Minggu, Ini Cara Merangsang Munculnya Bunga Adenium
#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork
(*)