IDEAOnline-Kesenjangan perubahan iklim dan seruan pemulihan hijau semakin terus digalakkan, baik sebelum dan saat pandemi Covid-19 ini terjadi.
Banyak indikasi hasil penelitian menunjukkan bahwa pemulihan hijau sangat penting dilakukan oleh semua negara di dunia untuk mengatasi kesenjangan aksi iklim.
Serta, meminimalisir dampaknya terhadap berbagai aspek lain seperti kesehatan, kesejahteraan manusia, ekosistem bahkan perekonomian.
Lantas, apa manfaat pemulihan hijau bagi iklim dunia?
Berikut 2 fakta pentingnya pemulihan hijau berdasarkan laporan terbaru United Nation Environment Programme ( UNEP).
1.Pemulihan hijau turunkan emisi gas rumah kaca
Disampaikan oleh Direktur Eksekutif UNEP Inger Andersen, dalam laporan UNEP Emissions Gap, Rabu (9/12/2020) menunjukkan bahwa pemulihan hijau dapat mengurangi sebagian besar emisi gas rumah kaca dan membantu memperlambat perubahan iklim.
Laporan terbaru UNEP mengungkapkan, kebijakan pemulihan hijau dapat menurunkan atau memangkas hingga 25 persen dari emisi yang diperkirakan pada tahun 2030, berdasarkan kebijakan sebelum pandemi Covid-19 terjadi.
Pemulihan hijau akan menempatkan emisi di tahun 2030 sebesar 44 GtCO2e, dan ini merupakan pengurangan yang signifikan dari perkiraan emisi oleh BAU 59 GtCO2e.
Disebutkan bahwa angka ini jauh melampaui pengurangan emisi yang diperkirakan dalam Nationally Detemined Contributions (NDCs) tanpa syarat yang diproyeksikan masih membuat dunia berada pada jalur kenaikan suhu 3,2 derajat Celcius.
Terlebih lagi, jika pemulihan hijau dilakukan dan semakin banyak negara yang berkomitmen pada tujuan emisi dengan konsep net-zero, maka jelas akan ada perkembangan yang signifikan dan menggembirakan terkait penurunan emisi ini.
Sebagai informasi, pada saat penyelesaian laporam, 126 negara yang menyumbang sekitar 51 persen emisi gas rumah kaca global telah mengadopsi, mengumumkan atau sedang mempertimbangkan sasaran net-zero.
Baca Juga: Laporan Status Iklim Global, Tahun 2020 adalah Tahun Terpanas di Catatan Sejarah Iklim Bumi
2. Target 2 derajat Celcius dalam Perjanjian Paris
Dalam laporan UNEP Emission Gap Report 2020 juga disebutkan, meskipun ada penurunan emisi karbon dioksida sepanjang tahun ini yang disebabkan oleh Covid-19, tetapi kenaikan suhu diperkirakan masih akan mencapai lebih dari 3 derajat Celcius pada akhir abad ini.
Hal ini juga menjadi sorotan dalam penelitian yang dilakukan.
Alhasil berdasarkan data yang dihimpun, Andersen mengatakan, jika pemerintah berinvestasi pada aksi iklim sebagai bagian dari pemulihan pandemi dan memperkuat komitmen net-zero, maka hal itu dapat membawa emisi ke tingkat yang lebih konsisten dengan target 2 derajat Celcius.
Target 2 derajat Celcius ini sesuai dengan Perjanjian Paris, yang merupakan sebuah persetujuan dalam kerangka United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) atau Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim dalam mengawal reduksi emisi kabron dioksida efektif yang mulai berlaku pada tahun 2020 ini.
Namun, tidak cukup di situ saja, para ahli menyampaikan komitmen ini diharapkan sebaiknya dapat diperkuat pada pertemuan iklim berikutnya di Glasgrow, Skotlandia pada November 2021 mendatang, agar benar-benar terlaksana sesuai dampak positifnya.
"Tahun 2020 menjadi salah satu tahun yang terhangat, sementara kebakaran hutan, badai, dan kekeringan mendatangkan malapetaka," kata Andersen dalam keterangan tertulisnya.
Oleh karena itu, ia menegaskan, menggabungkan pemulihan hijau dan memasukkan komitmen net-zero melalui pembaharuan NDCs, akan membuat pemerintah negara masih dapat mencapai penurunan suhu Bumi di bawah 1,5 derajat Celcius yang lebih ambisius.
"Saya mendesak pemerintah mendukung pemulihan hijau pada tahap berikutnya dengan intervensi fiskal Covid-19 dan meningkatan ambisi iklim secara signifikan pada 2021," imbuhnya.
Prioritas fiskal juga harus mendukung teknologi dan infrastruktur tanpa emisi, serta tidak ada pembangkit batu bara baru. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul UNEP Desak Pemerintah Lakukan Pemulihan Hijau, Apa Pentingnya bagi Iklim Dunia?
#BerbagiIDEA