iDEAonline - Di taman belakang ini, air dihadirkan dengan 2cara yakni waterwall dan kolam kecil mengelilingi mushola.
Water wall dibangun di dinding yang menghadap ke ruang keluarga di dalam rumah. Air merambati dinding dengan suara yang lembut bila sudah sampai di kolam kecil.
Dari kolam kecil ini, air dipompa balik ke atas. Ikan kecil bisa ditambahkan, agar kolam terhindar dari nyamuk.
Tapi kalau tidak, pergantian air terus menerus juga bisa mencegah nyamuk.
Selanjutnya, kolam kecil yang mengalir mengelilingi mushola. Kolam sedalam 50cm berbentuk persegi dengan stepping stone yang dibangun di tengah-tengahnya.
"Stepping stone ini sebagai akses ke taman belakang," tambah Herlien Primayanti dari Primaland Landscape, penata taman ini.
Semua permukaannya ditutup dengan batu alam. Ada batu paras, batu teplek dan juga batu granit.
Sebagai pengisi di antara ruang, ditambagkan batu kerikil. Batu ini ini berfungsi untuk menahan tampias air sekaligus menjadi hiasan.
Sentuhan terakhir lighting yang dipasang untuk menerangi beberapa sudut. Cahaya yang dihasilkan menghasilkan suasana lebih dramatis, menonjolkan unsur-unsur yang ingin diperlihatkan dan menyembunyikan garis-garis yang tak diinginkan.
Foto : Rohedi
Lanskaper : Herlien Primayanti, Primaland Landscape
Properti: Butet, Jagakarsa, Jakarta Selatan