IDEAonline - Seperti dalam dunia fesyen, desain interior dan material-material pendukungnya pun terus berkembang dan berinovasi mengikuti tren serta teknologi terbaru.
Sebelumnya, banyak orang menggunakan ubin keramik sebagai penutup lantai.
Ini dikarenakan ubin keramik lebih mudah ditemui dan harganya terbilang lebih terjangkau.
Namun, seiring berkembangnya teknologi dan inspirasi desain, tuntutan yang berasal dari para arsitek, desainer interior, bahkan orang awam sekalipun, muncul-lah penutup lantai homogeneous tile (HT).
Berbeda dengan ubin keramik yang memiliki dua lapisan—tanah liat dan glasur—ubin homogeneous tile hanya memiliki satu lapisan yang sama dari bagian atas hingga bawahnya atau homogen sehingga disebut homogeneous tile.
Baca Juga : Tak Disangka Ternyata Karpet Punya Fungsi Lain Selain Pelapis Lantai
Bagi beberapa orang, jenis ubin ini memang masih terdengar asing.
Padahal ini adalah nama lain dari ubin granit.
HT memang dibuat sebagai tiruan granit alam.
Inilah yang membuat HT tidak memiliki motif sebanyak ubin keramik.
Tapi belakangan, perkembangan teknologi membuat penutup lantai ini juga hadir dengan beragam motif.
Baca Juga : Lantai Kotor, Coba Pakai 3 Bahan Ini untuk Membersihkan Nat Keramik
Sebagai penutup lantai, HT lebih kuat dibanding keramik.
Hal ini disebabkan oleh bahan pembuatnya yang lebih banyak menggunakan hard material, seperti silica dan feldspar.
“HT memiliki kekuatan tekan di atas 450kg/cm2, sementara keramik hanya 300kg/cm2,” ujar Kuntjoro Tjahjosarwono, Manager GTS PT Granitoguna Builing Ceramics.
Perbedaan lain yang mendasar dari ubin keramik dan homogeneous tile adalah daya serap air keduanya.
Saat akan memasang ubin keramik, tukang biasanya merendam keramik terlebih dahulu untuk menghindari keramik terlepas atau popping.
Baca Juga : Dijamin Kinclong, Begini 7 Cara Membersihkan Ubin Kamar Mandi
Cara ini tidaklah berlaku jika kamu menggunakan HT.
“HT memiliki daya serap air yang sangat kecil, yaitu di bawah 0,5% saja karena melalui proses pembakaran hingga suhu 1230oC. Sementara, keramik di atas 10%,” tambah Kuntjoro.
Tak mengherankan jika HT sangat kuat dan tahan akan goresan.
Daya serap air yang lebih kecil inilah yang membuat HT diklaim lebih mudah perawatannya karena noda tidak mudah menempel.
Dari proses produksinya, HT sendiri dapat dibedakan atas dua tipe, yaitu polished dan unpolished.
Baca Juga : Panduan Renovasi Rumah, Jitu Cara Menghitung Kebutuhan Keramik Lantai
“Polished atau kilap akan melalui proses polishing dengan menggunakan batu abrasive sehingga menghasilkan kilap yang sempurna. Sedangkan untuk produk unpolished tidak melalui proses poles, hanya dilapisi dengan lapisan glazur,” ulas M. Zachri Zelhas, Designer GTS PT Granitoguna Building Ceramics.
Karena perbedaan tekstur, umumnya produk unpolished digunakan untuk area luar karena permukaannya yang tidak licin.
Karena kualitas HT diyakini lebih baik dibanding keramik, harganya pun jauh lebih mahal.
Baca Juga : Ini Cara Mengganti Keramik Lantai yang Retak
Misalnya produk HT keluaran Granito yang berkisar antara Rp200.000 sampai Rp300.000/boks (isi 3 lembar).
Soal yang mana yang harus Anda pilih sangat tergantung keinginan kamu.
Jika kamu menginginkan motif yang beragam, keramik jelas lebih unggul.
Namun jika ingin kekuatan namun harganya lebih mahal, HT adalah pilihan yang pas.
Baca Juga : Bahan Alami Ini dapat Bersihkan Keramik di Rumah Jadi Kinclong!
(*)