IDEAonline - "Saya pasti telah memainkan lagu itu ribuan kali dalam proses mengkonseptualisasikan ruang ini," kata desainer Manhattan Alyssa Kapito dari lagu Prancis 1945 Édith Piaf yang ikonik, "La Vie en Rose".
Dia mengaplikasikannya ke palet gading hangat Paris dan pink pucat untuk ruang tamu klien di New York City.
Liriknya yang 'dalam' seakan membawamu jalan-jalan musim semi di sepanjang Seine:When he takes me in his arms, he speaks to me in a whisper. I see life through rose-colored glasses.
Baca Juga : Hanya untuk Nikamti Pemandangan Alam, Stasiun di Jepang Ini Dibuat Tanpa Pintu Masuk dan KeluarHe tells me words of love, everyday words, and they do something to me.He has put a bit of happiness, of which I know the cause, into my heart.It’s him for me, me for him, for life. He told me, he swore to me, for life.And, as soon as I see him, I feel my heart beating inside of me.
Baca Juga : Tak Ada Kamar Mandinya, Begini Rumah Tua Berusia 150 Tahun yang Dijual Rp 1 MiliarKapito beralih ke sumber eklektik untuk memberikan ruangan nuansa berlapis kontras yang tak terduga.
Potongan-potongan besi tempa dan baja pada logam Paris Belle Epoque, sementara perabotan oleh desainer Prancis, seperti Jean-Michel Frank dan Jacques Jarrige, menambah kesan elegan.
"Ini semacam kamar impianku," kata Kapito.
"Ada kesederhanaan untuk itu, terlepas dari campuran bahan, dan itu menyenangkan dan menyenangkan."