IDEAonline - Earth Hour sebagai gerakan akar rumput terbesar untuk lingkungan akan kembali mempersatukan jutaan orang di dunia.
Gerakan ini akan menunjukkan komitmen dan kontribusi manusia terhadap planet sebagai tempat yang ditinggalinya.
Earth Hour 2019 akan berfokus pada upaya peningkatan kesadaran dan tindakan untuk penurunan emisi gas rumah kaca untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Alasannya karena keanekaragaman hayati yang menurun dan juga tantangan perubahan iklim yang melatarbelakangi kehidupan kita.
Di Earth Hour 2019, WWF-Indonesia bersama dengan Komunitas Earth Hour di 30 kota mengajak Presiden RI, pemimpin kota, pemerintah lokal, pimpinan perusahaan dan masyarakat khususnya generasi muda, untuk menjadi bagian dalam membangun masa depan.
Khususnya untuk membangun masa depan dan juga planet bumi yang sehat dan berkelanjutan.
Dalam gerakan ini, WWF berharap untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khsususnya lebih dari 5 juta anak muda untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih hijau pada tahun 2020.
Salah satu upayanya adalah penggunaan trasnportasi umum alih-alih transportasi pribadi.
Alasannya demi mengurangi emisi Gas Rumah Kaca atau GRK.
“Earth Hour adalah momen untuk mengembalikan hubungan yang lebih baik antara manusia dengan alam, serta menempatkan pelestarian lingkungan sebagai prioritas utama dalam agenda nasional dan lokal,” ujar Rizal Malik, CEO WWF-Indonesia.