Laporan Majalah IDEA edisi177
IDEAonline -Sebagai tempat tinggal yang akan digunakan oleh sang anak yang sudah berkeluarga, rumah ini pun akhirnya direnovasi hampir seluruhnya.
Dahulu hunian yang berlokasi di Bandung tersebut adalah sebuah kantor.
Baca Juga: Haba House, Hunian Seluas 150 M dengan Fasad Unik yang Mengekspos Bagian Belakang
Tidak menyisahkan bangunan lama dan menambahkan massa bangunan baru menjadi rangkaian renovasi yang dilakukan oleh Lukie Widya dari Luwist Spatial sebagai arsitek.
“Sisa dari bangunan lama, yaitu kantor, sudah tidak ada.
Hanya saja saya memang mempertahankan struktur dan material atap lamanya.
Baca Juga: Kecelakaan Kamar Mandi 75% Berada di Bawah Shower, Ini yang Bisa Dilakukan!
Berdasarkan bujet dan kebutuhan pemilik rumah, massa bangunan ini bertambah sebanyak 50 persen.
Yang ditambah, pertama adalah halaman samping rumah yang merupakan hasil pemugaran dari bangunan awal yang dahulunya sudah runtuh.
Lalu, di bagian belakang ditambahkan tiga ruang baru yakni kamar utama, dapur, serta halaman belakang.
Fokus renovasi rumah ini adalah terjalinnya komunikasi yang baik antar manusia dan alam.
Untuk mewujudkan hal tersebut, hunian ini hanya dirancang satu lantai dan semua ruang-ruang penting— ruang keluarga, ruang makan, dan ruang santai—berada berdekatan serta tak dibatasi sekat apa pun.
Baca Juga: Sengaja Hindari Sinar Matahari, Hunian Seluas 105 M Jadi Miliki Fasad Kotak! Dalemnya Waw Banget
Konsep open plan ini membuat hunian diharapkan menciptakan jalinan komunikasi yang baik di antara anggota keluarga.
Komunikasi dengan alam juga terakomodasi dengan sempurna berkat adanya taman yang mengelilingi hampir seluruh rumah ini.
Selain itu, sekat yang tidak ada di dalam ruangan juga memungkinkan terjadinya ‘dialog’ antarruang dalam,” ungkap Lukie.
Konsep hunian yang berdekatan dengan alam semakin diperkuat karena Aria dan Alda—sebagai penghuni rumah baru— menerapkan gaya unfinished di beberapa sudut rumah.
Pada ruang keluarga dan ruang santai, terdapat dinding berupa batu bata yang tidak mengalami sentuhan akhir.
Bata dibiarkan apa adanya sehingga memperlihatkan warna merah kecokelatan khasnya. Lain lagi dengan dinding yang berada di area foyer.
Baca Juga: Prada DP Menyamar Jadi Kuli Bangunan, Pelaku Mutilasi Kasir Indomaret Vera Diburu Warga
Di sini, dinding tampak lebih “kasar” berkat sentuhan semen yang tak terkena finishing cat tembok.
Selain pada dinding ini, dinding fasad juga hanya berupa coran semen.
Menurut penuturan Aria dan Alda, sentuhan unfinished pada hunian ini memang menjadi permintaan khusus mereka kepada sang arsitek.
Baca Juga: Apartemen Pintar Seluas 150 M Ini Banyak Gunakan Penyimpanan Tersembunyi 'Tampilan Makin Lapang'
“Kita sangat suka dengan suasana alami dan natural. Jadi selain dari taman, kita juga ingin mendapatkan sentuhan alami dari konsep unfinished ini,” ucap Alda.
Kesan alami dan dialog dengan ruang luar yang asri pun semakin terasa.
(*)