IDEAOnline-Sejak mulai merebak hingga saat ini pasien terinfeksi Covid-19 masih terus bertambah.
Pertambahan ini juga diikuti dengan data pasien meninggal dan pasien yang berhasil sembuh.
Erlina Burhan, Sp.P, dokter Spesialis Paru RS Persahabatan, di salah satu pernyataannya mengungkapkan, pasien yang memilik penyakit penyerta yaitu khususnya penyakit pernapasan, akan memerlukan proses penyembuhan yang lebih lama dibanding pasien yang tidak memiki riwayat penyakit ini.
Menurutnya, ada banyak sebab seseorang dapat memiliki penyakit pernapasan, di antaranya adalah karena merokok dan adanya polusi udara yang dialami terus menerus di lingkungannya.
Selama pandemi Covid-19, pemerintah menerapkan physical distancing yang diikuti dengan kebijakan bekerja dari rumah dan belajar di rumah.
Nah, apakah tinggal di rumah saja menjamin terbebas dari polusi?
Sebuah hasil penelitian pernah dilansir oleh perusahaan elektronik Sharp Corporation, menyebutkan bahwa indoor pollution itu lebih besar dibanding dengan outdoor pollution.
Dalam penelitian ini disebutkan bahwa kematian di dunia yang diakibatkan oleh indoor pollution mencapai 2,8 juta/tahun.
Sofa, karpet, bedcover, selimut, koleksi buku, bingkai dan aksesori, hewan piaraan, asap rokok (jika ada penghuni rumah yang merokok), bau sampah, bau toilet, bau keringat, adalah penyebab polusi udara dalam rumah dan menjadi sumber mikroorganisme jahat di dalam rumah.