IDEAonline –Mungkin beginilah kalau seorang dosen desain grafis memiliki rumah. Benda-benda yang olehorang dianggap tidak berguna, justru diberi tanggungjawab untuk memainkan peranan penting dalamrumahnya.
Benda-benda yang dianggap buruk rupa, justru dipajang sebagai hiasan dan digunakan sebagaipenarik perhatian.
Baca Juga: Hindari Peletakan Karpet Berbulu Tebal di Rumah, Picu Polusi!
Hartono Karnadi, pengajar di ISI Yogyakartadan istrinya, Maryati mendandani rumahnya yangberlokasi di Jl. Wates, Yogyakarta, dengan banyak sekalibarang bekas.
Mulai dari tiang listrik jaman Belanda, bantalan rel lori tebu, tegel dari tahun 1890, sampaiperahu tua, menghiasi sudut-sudut rumah yangdidesain oleh arsitek asal Yogyakarta, Eko Prawoto.
Tapi jangan disangka karena penuh denganbarang tua, rumah ini juga terlihat tua, kusam, danmenyeramkan seperti rumah-rumah antik padaumumnya.
Yang ada, rumah ini justru terlihat unik, artistik, dan sangat nyaman.
Dan yang jarang kitatemui, rumah ini juga bisa terang (tidak remang-remang), paling tidak di lantai 2-nya. Untuk lebih jelasnya, mari kita susuri cerita setiapruang di rumah ini, mulai dari teras depan.
Karena tanpa pagar, kita bisa langsung menuju teras rumah ini, yang juga bisa difungsikan untuk menerima tamu.
Bila kita berdiridi teras dan menghadap ke bagian dalam rumah, kita akan dihadangoleh dinding berupa rak buku dari kayu, yang membentang cukuppanjang.