Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

6 Fakta Kualitas Udara Buruk Jakarta dan 3 Rekomendasi bagi Kita

Kontributor 01 - Sabtu, 03 Oktober 2020 | 16:00
Ilustrasi polusi lingkungan karena aktivitas pabrik yang meningkatkan emisi karbon.
tribunnews.com

Ilustrasi polusi lingkungan karena aktivitas pabrik yang meningkatkan emisi karbon.

IDEAOnline-Polusi atau pencemaran udara dapat berakibat fatal karena bisa berdampak pada kesehatan manusia dan kesejahteraan ekonomi suatu kota atau negara yang kualitas udaranya tidak sehat.

Namun, pencemaran udara merupakan masalah yang bisa dikelola karena sumber utama kualitas udara tidak sehat adalah aktivitas dan operasi sistem mesin buatan manusia.

Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) dalam laporan penelitiannya terkait kualitas udara menemukan beberapa fakta sebagai berikut: Kualitas udara yang tidak sehat di Jakarta sumber utamanya bukan berasal dari transportasi dalam kota.

Melainkan emisi dari pembangkit tenaga listrik dan efek rumah kaca.

Pencemar beracun udara di Jakarta yang terdata adalah emisi gas Sulfur Dioksida (SO2), gas rumah kaca (NOx), partikulat PM 2,5 dan merkuri (Hg).

Kualitas udara yang dipenuhi gas beracun di Jakarta ternyata adalah sumbangsih gas beracun dari wilayah lain di perbatasan, di mana Banten dan Jawa Barat menjadi yang tertinggi penghasil gas beracun untuk Jakarta.

Faktor meteorologi juga membawa gas beracun dari wilayah lain ke Jakarta.

Di antaranya Banten, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Lampung, dan Jawa Tegah.

Kerumunan gas beracun di Jakarta ini jika tidak segera diatasi akan berdampak pada kesehatan manusia.

Penyakit yang mengancam seperti penyakit-penyakit pernapasan, stroke, penyakit kardiovaskular, dan sistem kekebalan tubuh.

Dampak gas beracun yang berakibat pada kesehatan manusia juga diperhitungkan akan mampu menghabiskan ekonomi kota sekitar Rp 5,1 triliun per tahun.

Source : kompas

Editor : iDEA





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular