IDEAOnline-Melakukan jual-beli rumah memang harus cermat, jika kamu tidak ingin ada masalah di kemudian hari.
Contoh kasus berikut ini, akan menjawab pertanyaan kamu, tentang risiko apa jika membeli rumah yang statusnya sedang dijaminkan ke bank.
- Pembeli membeli rumah dengan pembayaran secara tunai.
- Rumah yang akan dibeli sedang diagunkan ke bank oleh penjual.
- Penjual meminta kepada pembeli untuk membayar dulu uang muka pembelian rumahnya, supaya Sertipikat HGBnya bisa diambil terlebih dahulu.
- Pembeli datang ke notaris dan disarankan oleh notaris sekaligus Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) untuk membayar DP dulu supaya sertifikatnya bisa diambil dari bank.
- Kemudian di hari sama, pembeli langsung milakukan pelunasan sisa pembayaran rumah tersebut beserta tanda tangan di Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB).
Apakah Sertipikat HGB asli tidak periu dicek dulu sebelum penandataniganan dokumen jual bell rumah tersebut?
Baca Juga: Beli Rumah Baru untuk Investasi, 6 Hal yang Harus Dipertimbangkan
Yulius Setiarto, SH Konsultan hukum pada Setiarto & Partners Law Firm, memberikan penjelasan seperti ini.
Transaksi jual beli dengan terlebih dahulu memberikan down payment (uang muka) dengan tujuan agar Sertipikat HGB tersebut dapat diambil oleh pihak penjual dari bank.
Untuk meminimalkan risiko penyimpangan yang dapat dilakukan oleh penjual rumah tersebut, terdapat alternatif langkah yang dapat dipertimbangkan dalam transaksi jual beli rumah tersebut.
1. Meminta penjual untuk terlebih dahulu menyelesaikan kewajiban pembayaran utangnya kepada bank. Sehingga, Sertipikat HGB tersebut dapat diambil oleh penjual, sebelum dilaksanakannya transaksi jual beli rumah antara penjual dan pembeli.
2. Melakukan pembayaran down payment (uang muka) kepada pihak penjual untuk pelunasan kredit di bank, langsung pada hari yang sama melakukan pengambilan sertifikat di bank.