Masalah utama pada AC adalah konsumsi energi. Jika sebuah rumah menggunakan AC, 60% pemakaian energi terserap untuk si pendingin ruangan ini.
Mengapa demikian besar? AC bekerja dalam beberapa tahap, mulai dari mengisap udara, mendinginkannya, lalu mengalirkannya lagi ke dalam ruangan.
Semua proses ini membutuhkan energi listrik yang besar.
Beban listrik ini akan semakin besar apabila penggunaan AC dilakukan serampangan.
Jika ruangan yang memakai AC tidak benar-benar tertutup, untuk mencapai suhu dingin tertentu dibutuhkan tenaga yang lebih banyak.
Ini karena sebelum suhu tersebut tercapai, AC akan terus-menerus bekerja.
Semua mesin pendingin,termasuk AC, menggunakan bahan yang disebut refrigerant (lebih dikenal dengan kata freon).
Baca Juga: Rumah Tropis di Daerah Pantai, Cara Arsitek Menyiasati Cuaca Panas
Menurut peneiitian, freon ini mempunyai andil dalam merusak lapisan ozon.
Di Indonesia, guna menekan penggunaaan BPO, Menteri Perindustrian mengeluarkan peraturan nomor 41/M-IND/PER/5/2014.
Mendukung peraturan itu, Menteri Perdagangan juga mengeluarkan peraturan Nomor 55/M-Dag/PER/9/2014 mengenai larangan yang sama. Kini, sejumlah pabrikan sebagian besar sudah beralih ke teknologi AC yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya dengan menggunakan Freon R-32.