IDEAOnline-Melewati tiga tahap kompetisi yakni babak penyisihan, babak final, dan presentasi akhir, mahasiswa UI menangi desain merancang jembatan di Singapura.
Juara pertama pun diraih oleh tim Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) dalam kompetisi desain rancang jembatan (bridge design competition) yang dilaksanakan di Nanyang Technology University (NTU), Singapura.
Komponen penilaian dalam kompetisi ini mempertimbangkan desain jembatan, metode konstruksi yang efektif, meminimalisasi kerusakan lingkungan, manajemen konstruksi, dan pemahaman terhadap kondisi daerah kerja agar proses konstruksi dan jembatan tersebut tidak mengganggu kenyamanan sekitar.
Tim Hanka yang merupakan perwakilan FTUI ini terdiri dari tiga mahasiwa Departemen Teknik Sipil Angkatan 2019 yaitu Peter Hartono Halim, Ruben Agustinus Chesin, dan Antonio Novandy.
Dalam kompetisi tersebut, Tim Hankan berhasil mengalahkan 94 tim lain yang berasal dari berbagai negara seperti Singapura, Indonesia, Malaysia, Vietnam, Mesir, India, dan tuan rumah dari Nanyang Technology University (NTU), Singapura.
Ketua Tim Hanka Peter Hartono Halim mengatakan studi kasus yang dihadapi oleh Tim Henka FTUI adalah merancang jembatan di Choa Chu Kang North 6 dan Woodlands Road. Lokasi ini memiliki kesulitan tersendiri di mana kontur tanah daerah tersebut tidak seragam serta adanya jalur pejalan kaki dan drainase yang tidak boleh dirusak.
Baca Juga: Dewan Juri Sayembara Konsep Perancangan 4 Kompleks Gedung IKN Nusantara
Baca Juga: Beragam Cara Gunakan Warna Putih di Kantor Rumah, Cek Triknya Yuk!
"Selain itu, faktor kesulitan lainnya adalah kondisi eksisting bangunan di sekitar lokasi pembangunan, sehingga perlu dipertimbangkan metode konstruksi yang tidak mengganggu bangunan-bangunan tersebut,” kata Peter dalam keterangannya, Kamis (21/04/2022).
NTU Bridge Design Competition merupakan lomba rancang jembatan berdasarkan studi kasus yang ditentukan oleh panitia.
Komponen penilaiannya mempertimbangkan desain jembatan, metode konstruksi yang efektif, meminimalisasi kerusakan lingkungan, manajemen konstruksi, dan pemahaman terhadap kondisi daerah kerja agar proses konstruksi dan jembatan tersebut tidak mengganggu kenyamanan sekitar.