Dokter Pras juga menjadi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Moewardi Surakarta tersebut menjelaskan, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebaiknya dilakukan minimal selama 20 detik.
Durasi itu penting diperhatikan karena sabun membutuhkan waktu untuk mengangkat kuman-kuman di tangan untuk dibuang bersama aliran air.
Selain itu, cuci tangan selama 20 detik juga diperlukan agar sabun bisa mengingat molekul air dan minyak secara bersamaan dengan maksimal.
Dokter Pras menambahkan, cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun hendaknya juga dilakukan dengan memerhatikan langkah-langkah yang benar.
Berikut cara mencuci tangan yang direkomendasikan.
Basahi tangan dengan air; Tuangkan sabun sedukupnya hingga menyeluruh; Gosokkan kedua telapak tangan; Telapak kanan di atas punggung tangan kiri dengan jari saling terikat, dan sebaliknya; Gosokkan kedua telapak dengan jari saling terkait; Kedua telapak tangan saling berhadapan kemudian jari saling mengunci; Gosok jempol kiri memutar sambil digenggam telapak tangan kanan, dan sebaliknya; Jari tangan menguncupkan pada telapak kiri, gosok memutar, ke belakang dan ke depan, lalu sebaliknya; Bilas tangan dengan air mengalir; Keringkan tangan secara sempurna dengan tisu sekali pakai; Gunakan tisu untuk mematikan keran.
Merujuk hasil penelitian Menurut penelitian yang dikeluarkan oleh Rutgers University, AS, air dingin ternyata sama efektifnya dengan air panas dalam hal membasmi bakteri berbahaya.
Hasil studi yang dilakukan profesor terkemuka dan spesialis ekstensi dalam ilmu pangan, Donald Schaffner, dkk tersebut telah dipublikasikan dalam Journal of Food Protection pada 2017.
Dalam penelitian ini, 21 relawan ditutup dengan bakteri yang tidak berbahaya beberapa kali selama periode 6 bulan.
Setiap kali, para sukarelawan diinstruksikan untuk mencuci tangan pada suhu air yang bervariasi — 60 °, 79 ° atau 100 °.
Mereka juga diminta untuk menggunakan 0,5 ml, 1 ml atau 2 ml volume sabun.