IDEA-online - Puncak penyelenggaraan Onduline Green Roof Awards (OGRA) 2023 Asia telah usai pada Rabu (29/11/2023). OGRA 2023 Asia telah memilih lima pemenang utama dari 700 peserta yang berpartisipasi sejak 4 April 2023 lalu.
Lomba yang dibuka untuk arsitek perorangan dan proyek, desainer, pengembang properti, serta pelaksana konstruksi ini diharapkan dapat membuat perubahan besar dan inovatif di dunia arsitektur Asia.
Sebagai informasi, OGRA 2023 Asia merupakan kompetisi dua tahunan yang mengapresiasi proyek konstruksi dan desain berkelanjutan (sustainable) berhadiah total USD 9.200 atau hampir Rp 150 juta. Selain mendorong pengembangan properti berkelanjutan, kompetisi ini juga memberikan panduan kepada konsumen dalam memilih material ramah alam.
Hingga tahun 2023, OGRA telah diselenggarakan sebanyak enam kali dalam sepuluh tahun terakhir. Kompetisi ini adalah kompetisi regional dan tahun ini merupakan pertama kalinya diselenggarakan di level Asia yang mencakup Indonesia, India, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
Tak hanya itu, OGRA 2023 Asia juga digelar melalui kolaborasi Onduline dengan asosiasi-asosiasi properti besar seperti Green Building Council Indonesia (GBCI), Philippines Green Building Council, Malaysia Green Building Council, dan Indian Green Building Council.
Kompetisi ini mengusung tema “Tropical Passive Roof Design for Low Energy Houses” yang menantang peserta untuk mengimajinasikan hunian ideal dengan menempatkan kenyamanan tata cahaya, udara, dan dekor keseluruhan interior-eksterior sebagai kesatuan yang padu dalam fungsional sebuah ruang.
Ketua kompetisi OGRA 2023 Asia, Reissa Siregar mengungkapkan bahwa tema kompetisi tahun ini cukup sulit. Meskipun begitu, ia berharap ada dampak yang dihasilkan dari penyelenggaraan kompetisi dua tahunan ini.
“Tahun ini kami mengangkat tema kompetisi cukup sulit dan tidak familiar. Umumnya, kompetisi desain dan arsitektur itu fokus pada looks, artistik dan dekorasi. Namun, pada kompetisi OGRA 2023 Asia ini ada kriteria nilai tambah, yaitu fungsi. Bagaimana desain bangunan tersebut cocok diaplikasikan untuk daerah tropis, bisa dihuni tidak. Kompetisi ini bukan sekadar sayembara, tetapi berharap ada value dan dampak terhadap hidup manusia karena hampir 80 persen hidup kita berada dalam bangunan,” ujar Reissa dalam Konferensi Pers Winner Announcement OGRA 2023 Asia di Tangerang, Rabu (29/11/2023).
Kelima pemenang berasal dari Indonesia
Dari seluruh karya yang lolos seleksi, terdapat 15 karya desain yang lanjut ke babak berikutnya. Pada babak ini, terdapat empat juri yang memberi penilaian, yakni Asia Pacific Director Onduline Olivier Guilluy, Ketua GBCI Iwan Prijanto, Prinsipal Archimetric Architect Ivan Priatman, serta arsitek dan perencana kota asal Filipina Felino 'Jun' Palafox Jr. Keempat juri tersebut mengurasi 15 karya menjadi Top 6 yang selanjutnya ditentukan menjadi lima karya desain terbaik sebagai pemenang OGRA 2023 Asia.
Reissa menjelaskan bahwa penilaian dilakukan secara adil dan transparan demi memberikan kenyamanan kepada para peserta yang sudah berpartisipasi pada OGRA 2023 Asia.
“Proses penjurian dilakukan secara transparan dan fair dengan tidak menampilkan identitas peserta kepada juri. Kami hanya lampirkan nomor peserta dan nomor karya desainnya. Jadi, semua juri, tanpa terkecuali, tidak mengetahui karya yang sedang dinilai tersebut berasal dari negara mana. Negara asal baru diketahui setelah ditentukan nomor berapa saja yang masuk dalam Top 6,” terang Reissa.