IDEAonline -Pernah mendengar kata footstool, pouffe/ pouf (baca: puf) atau ottoman? Istilah-istilah ini mengacu ke benda yang sama, berwujud sebuah tempat duduk tanpa lengan dan tidak ada sandaran.
Awal mulanya benda ini dikenal dengan istilah footstool yang merupakan pelengkap kursi kebesaran raja di Mesir.
Sesuai namanya, footstool (bangku kaki) berfungsi sebagai tempat meletakkan kaki ketika raja sedang duduk.
Saat itu footstool berupa bangku kayu yang pendek, dan bagian kaki yang ditumpukan sebatas mata kaki ke bawah.
Ketika upholstery sedang marak di zaman klasik Eropa pada abad ke-19, footstool pun ikut berhias.
Perancis adalah negara pertama yang memperkenalkan footstool dengan bantalan empuk berlapis kain warna-warni bermotif yang mereka sebut sebagai pouffe.
Footstool modern—sering juga disebut ottoman—tak hanya menjadi tempat tumpuan mata kaki ke bawah, tapi tingginya bertambah sehingga bisa juga menyangga tungkai.
Bahkan saat ini pouffe telah menjadi tempat duduk yang berdiri sendiri, terpisah dari “kursi besar”-nya.
Ruang yang serba terbatas menuntut penggunaan furnitur yang praktis dan berukuran kecil.
Baca Juga: Campurkan Pasir Halus Pada Pupuk Agar Sebarannya Merata, Ini Cara Merawat Rumput Agar Sehat!
Nah, inilah alasan mengapa saat ini pouffe jadi populer. Ukuran yang kecil—rata-rata sekitar 45 cm x 45 cm x 45 cm—sangat disukai konsumen yang memiliki rumah mungil.
Desainnya yang sederhana cocok dipasang di ruang bergaya minimalis.
Ada lagi variasi bentuk pouffe, yakni bantal besar yang tebal dan agak tinggi sehingga bisa diduduki.
Artikel ini tayang di Tabloid RUMAH edisi 55
(*)