IDEAOnline-Krisis iklim tak hanya memengaruhi lingkungan dan cuaca sekitar kita, tapi juga berpengaruh besar kepada anak-anak.
Menurut studi terbaru yang terbit di jurnal Science edisi 26 September 2021 yang berjudul Intergenerational inequities in exposure to climate extremes, secara global anak-anak yang lahir setahun terakhir (2020) akan menghadapi sekitar 6,8 kali lebih banyak gelombang panas selama hidup mereka dibanding mereka yang lahir di tahun 1960.
Studi ini dilakukan oleh Save the Children bekerja sama dengan tim peneliti iklim internasional yang dipimpin oleh Vrije Universiteit Brussel (VUB).
Dari hasil studi ini, Save the Children mengingatkan bahwa anak-anak adalah kelompok paling terdampak dari krisis iklim.
Dampak Krisis Iklim Lainnya yang Dihadapi Anak
Selain menghadapi gelombang panas yang lebih banyak, laporan ini juga memprediksi 4 dampak lain yang berpotensi dihadapi anak-anak di masa depan, sebagai berikut.
Banjir
Selain menghadapi gelombang panas yang lebih banyak, laporan ini juga memprediksi anak kelahiran 2020 di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, berisiko mengalami banjir tiga kali lebih banyak dibandingkan generasi kakek nenek mereka atau orang-orang kelahiran 1960.
Secara global, kenaikan rata-rata ancaman banjir karena luapan sungai adalah 2,8 kali lebih banyak.
Risiko tertinggi dihadapi anak kelahiran 2020 di Timur Tengah dan Afrika Utara, yaitu 4,5 kali lebih banyak.