Desain tersebut sebelumnya juga diterapkan di Microlibrary Bima.
Perpustakaan yang didirikan di Kota Bandung ini dirancang dengan 2.000 ember plastik yang digunakan untuk membentuk dinding bangunan.
Menurut Florian, belajar dari desain yang diterapkan di Microlibrary Bima di mana masyarakat memanfaatkan ruang bawah sebagai lokasi aktivitas, maka desain tersebut diterapkan pula di Microlibrary Warak Kayu.
"Elemen-elemen seating tribune yang bisa dipakai untuk lecture, duduk, aktivitas workshop, ada ayunan kayu untuk anak-anak. Di dalam perpustakaan ada jaring untuk duduk atau bersantai membaca," ucap Florian.
Persamaan lainnya, menurut Florian, adalah konsep screen layering pada fasad bangunan.
Baca Juga: Lantai Kayu Engineered, Apa Keunggulannya Dibanding Parket Laminated?
Dia mengatakan elemen tersebut menyaring langsung cahaya matahari yang mengenai bangunan.
Dengan demikian, panas dari matahari tidak langsung masuk ke dalam ruangan, namun tetap menerangi bangunan tanpa lampu pada siang hari.
Tak hanya itu, desain fasad di perpustakaan ini juga berfungsi untuk penghawaan silang sehingga mendinginkan interior bangunan tanpa harus menggunakan pendingin ruangan.
"Ada secondary layer untuk menghalangi hujan, intinya performa bangunan mirip satu sama lain," kata dia.
Material bangunan Keseluruhan bangunan didirikan seluas 90 meter persegi dengan tinggi 6,65 meter.