Desainnya sendiri, menurut Florian, menekankan pada arsitektur tropis berkelanjutan.
Daliana menuturkan, penggunaan material kayu yang bersertifikat Forest Stewardship Council (FSC).
Florian mengungkapkan, produk maupun spesies kayu yang digunakan pun bervariasi, antara lain plywood berbasis kayu Meranti untuk eksterior bangunan.
Kemudian Finger Joint Laminate dari kayu Bangkirai untuk struktur kolom dan balok.
Jenis kayu ini memiliki ketahanan akan cuaca yang tinggi dan sering digunakan untuk furnitur dan dek luar ruangan.
Lalu kayu sisa pabrik yang dipakau ulang sebagai elemen interior lantai.
Menurut Florian, seluruh material kayu dibuat secara fabrikasi di pabrik lalu diangkut ke lokasi.
Dengan cara ini, waktu konstruksi bisa lebih ceppat dan tidak mengganggu lingkungan sekitar. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bermain dan Belajar di Microlibrary Warak Kayu, Perpustakaan Mini Semarang"
#berbagiIDEA