Pada tahun 1760, Christophe-Philippe Oberkampf membuka pabrik toile pertama di Jouy-en-Josas, Prancis, dan bahannya diberi nama "Toile de Jouy".
Oberkampf bekerja dengan desainer terkenal Jean-Baptiste Huet untuk mengembangkan pola dan gaya klasik dari toile, yang masih dapat ditemukan sampai sekarang.
Dicetak di atas kanvas atau linen putih atau putih pucat, toile sering kali menggambarkan pemandangan pastoral yang terperinci, rangkaian bunga, dan gambar lain yang terinspirasi oleh alam.
Pola biasanya dicetak dalam satu warna, seperti hitam, merah, atau biru, tetapi warna yang lebih cerah, seperti hijau atau magenta, juga kadang-kadang dapat ditemukan.
Baca Juga: Tips Memastikan Tata Ruang Kamar Tidur yang Tepat, Pertama Petakan Dimensi
Seiring waktu, toile menjadi paling erat kaitannya dengan pelapis di rumah.
Ia biasanya diterapkan pada bantal, tempat tidur, gorden, dan pelapis furnitur.
Wallpapertoile dan pakaian toile juga menjadi populer.
Toile pun masuk ke Amerika Utara pada era kolonial, di mana ia menjadi barang yang banyak dicari.
Toile dari era kolonial banyak ditemukan di daerah bersejarah Amerika, seperti Williamsburg, Virginia.
Bahkan, ketika Williamsburg mengalami lonjakan popularitas selama tahun 1930-an, toile juga mengalami kebangkitan. Hal yang sama terjadi selama tahun 1970-an, ketika Amerika merayakan usia dua abad.
Sementara toile terus diproduksi sejak didirikan pada tahun 1700-an di Irlandia, popularitasnya telah memuncak dan menurun selama empat ratus tahun terakhir.