"Pernah coba jual di pasar, buat lapak di halaman parkir. Terus malah ditertawakan, jual sayur masih ada akarnya. Saya jual Rp 10.000 satu ikat, sementara di dalam pasar sayur yang sama harganya Rp 3.000-5.000 per ikat. Tapi ternyata memang kurang diminati," ujarnya.
Modal bisnis hidroponik
Selama pandemi virus corona, selain penjualan sayur meningkat, banyak orang memesan instalasi hidroponik skala rumahan sebagai kebun mini di teras rumah.
"Jadi saya juga melayani instalasi, banyak sekali permintaannya. Karena banyak orang berdiam di rumah, jadi supaya ada kegiatan yang positif, dilakakun dengan menanam sayur hidroponik," kata dia.
Bagi pemula, memulai bisa hidroponik bisa dilakukan di halaman rumah.
Lahan sempit bisa diakali dengan membuat media tanam atau bak hidroponik secara bertingkat.
Bibit sayur hidroponik juga bisa didapatkan di toko pertanian maupun di toko online.
"Kalau untuk pemula, sekedar hobi dan memenuhi kebutuhan sayuran untuk dapur sendiri, bisa mulai dengan ukuran 1x4 meter. Bahkan bisa 1x2 meter dengan dibuat meninggi ke atas. Itu kira-kira untuk instalasi habis Rp 1,5 juta," jelas Ginanjar.
Sejak dulu, dirinya memang sudah lama ingin bertani namun tak memiliki lahan luas.
Dengan beberapa refrensi di internet, dia memutuskan terbang ke Yogjakarta untuk belajar metode budidaya atau cara menanam hidroponik.